Aksi atau Pensi?
Nganyeli adalah melihat mahasiswa saling debat mana yang lebih
peduli kepada bangsa ini.
Yang satu selalu ngajak aksi,
yang satu malahan anti.
Yang aksi berkata bahwa sudah
seharusnya seorang mahasiswa bertindak demikian. Turun ke jalan, mengkritik
pemegang kuasa, atau sesekali membakar ban.
Yang anti berkata bahwa
demonstrasi tidak elegan. Harusnya mereka bisa mengkritik lewat seni, ataupun
tulisan.
Akhirnya keduanya saling merasa
lebih benar dari yang lain.
Bentuk perjuangan itu banyak.
Ada yang fokus belajar, di lain
sisi ada yang aktif organisasi.
Ada yang suka band-band an, ada
yang lebih suka diskusi.
Semua eyel-eyelan, merasa langkah
yang diambil adalah langkah yang paling benar.
Mungkin banyak yang belum sadar, bangsa
ini tak hanya bisulan di ujung hidung. Ada pula yang korengan di sela-sela
jemari, ada pula luka di tengkuk pojok kiri.
Masalah bangsa ini banyak kawan.
Aksi belum tentu bisa menjadi wadah bagi mereka yang suka musik. Band-band an
belum tentu pas bagi mereka yang tak kenal tangga nada tapi suka dengan
politik.
Mari kita selesaikan permasalahan
bangsa ini sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Sesungguhnya nggak ono cara sing
luwih apik bro. Cara bukanlah hal yang penting.
Yang lebih penting adalah tujuan kita
sama-sama memperjuangkan kebaikan.
Yang lebih penting adalah bentuk
perjuangan kita tidak membawa kerugian bagi orang lain.
Dan yang paling penting adalah, kita
tidak setengah-setengah dalam menjalankannya.
Masih mau memaksa untuk turun ke
jalan?
Masih mau memaksa untuk band-band
an?
Masih anti sama aksi?
Masih anti sama pensi?
Mari memperjuangkan kebaikan
dengan cara kita masing-masing, tanpa perlu mengkerdilkan bentuk perjuangan
yang berbeda.
Salam HOKUBA !
Ari Bagus Panuntun
0 komentar