[CERMIN] Setu Soto Terakhir di 2018
Sebagaimana sebagian besar hari Sabtu dalam 5 tahun terakhir,
hari ini saya melewatkan akhir pekan ini di Setu Soto, Bonbin.
Setu Soto sendiri adalah akhir pekan di Kantin Bonbin, UGM,
di mana Yu Par yang biasanya menjual nasi rames, khusus di hari ini menjual
soto ayam. Tradisi ini sudah berjalan puluhan tahun. Maka, maklum jika setiap
Setu Soto ada banyak alumni Bonbin yang datang dan singgah. Tak hanya mereka yang baru saja lulus, tapi juga mereka yang sudah beranak-pinak.
Bagi saya, Setu Soto punya arti tersendiri yang lebih dari
sekadar upaya mengencangkan perut. Ide dan konsep tentang @Kibul.in, misalnya,
awalnya digodhog dengan serius selama beberapa pekan di sini. Pun dengan rapat
rutin kami yang juga hampir selalu diadakan di sini. Belum lagi bagaimana ketika
masih kuliah, saya dan kawan-kawan terbiasa membahas perihal isu kampus, gosip
fakultas, hingga event-event tahunan di tempat ini.
Hari ini adalah Setu Soto yang istimewa. Pertama, untuk
pertama kalinya saya mengajak Ibu saya menyicip soto ayam Yu Par yang gurih,
lezat, dan menggigit itu. Bagaimanapun saya senang, sebab akhirnya Ibu tau
tempat yang banyak membantu anaknya menjalani perkuliahan—apalagi kalau bukan
soal kebaikan Yu Par dkk membolehkan hutang. Kedua, akhirnya saya bisa
bertemu dengan Taka, anaknya Mas Nova dan Mbak Maria Margaretha, yang selalu
tampil kemampleng tapi menggemaskan di foto-fotonya. Entah kenapa, saya penasaran sekali bertemu Taka. Setahun lebih saya akrab dengan Mas Nova, belum pernah sekalipun saya berjumpa dengan anak pertamanya itu. Ketiga, ini adalah Setu
Soto terakhir saya di 2018.
Untuk kalimat terakhir barusan, saya mencoba menuliskannya
dengan mantap dan menganggap kalimat tersebut sebagai doa. Sebab jika di 2018
saya tak lagi ke sini, maka kemungkinan besar saya sedang menjalankan pekerjaan
baru saya dengan lancar dan menyenangkan.
Ryan Donoman, sahabat ngapakers dan nyetu soto saya,
beberapa waktu lalu bilang, “Kang, ora ana Soto seenak sotone Yu Par. Ora ana Setu
seindah Setu Soto. Mung dina iki kabeh pikiran stressku ilang, diganti omongan2
sing nyenengna meski kadang nyleneh”.
Mungkin Dono benar, tapi mungkin juga tidak. Sebab, sesekali
di sela ketawa kami yang lepas, Setu Soto tetap mengingatkan pada kantin Bonbin
yang tidak juga pindah lagi ke dalam.
Untuk itu, selain doa bahwa Setu Soto ini akan jadi
Setu Soto terakhir di 2018, saya juga punya doa yang kedua: semoga ketika di
2019 saya Nyetu Soto lagi, kantin Bonbin UGM sudah berada di lokasi baru.
Tepatnya di Plaza BI (Bonbin Institute) UGM. Di tanah yang dijanjikan.
0 komentar