Sinanggar Tulo Atulo

Bulan lalu saya ikut Forbiminas 2014, acara forum anak bidikmisi gitu, dan disana ketemu SBY,Muhammad Nuh, Fatin, dan pejabat-pejabat lain lah. Biasa wae si. Yang saya senang adalah bertemu teman-teman baru.

Menyenangkan memang moment punya teman baru. Eh, itu dulu.

Sekarang? Tetap menyenangkan sih. Tapi ada 1 moment yang mungkin membuat saya kawus. Haha, nggak tau kawus?

Pokoknya perasaan yang ngokk mbanget lah. Semacam “mampus, modyar awakku!!”.

Itu moment pas kenalan. Pas ngajak kenalan teman cewek. Pas kita ngulurin tangan dan si cewek membalas “Sinanggar tulo tulo atulo o..o..”. :D



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Eh, jangan sensi lo. Orang Indonesia terlalu sensi sih, bahkan kepada kritik. Saking fanatisnya pada suatu hal, sampai-sampai kritik nggak mau didengarkan. Semoga siapapun yang baca ini tidak menganggap saya ngenyek. Karena saya memang nggak ngenyek.

Saya hanya mencoba jujur menyampaikan apa yang sering saya rasakan, bahkan banyak yang juga merasakan hal serupa.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kemarin saya juga merasakan di sinanggar tulo atulo sama teman baru saya. Namanya Anita, dia anak FEB UGM.

Sehari setelah kejadian tersebut, saya tanya Anita, “Nit, kalau Pak SBY ngajak salaman kamu, kamu mau nggak?”. Dengan lugu, dijawabnya “yo gelem lah, Pak SBY, kapan meneh jal.........”.
-___-*

Jawabku, “hehh, yo ojo ngono, Seorang terpelajar harus adil sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan (Pramoedya Ananta Toer)”.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sinanggar tulo atulo ini adalah fenomena yang menurut saya masih belum terlalu lama. Saat saya kecil, saya diajari untuk bersalaman dengan orang yang lebih tua. Menjelang remaja, saya belajar kalau kita ini salaman dulu sebelum saling memperkenalkan diri. Sejak kuliah? Saya belajar jangan kepedean ngajak kenalan gadis berjilbab. Haha, :D .

Ya sudahlah. Jangan dipermasalahkan kalau ada cewek-cewek atau cowok-cowok yang nggak mau salaman saat diajak kenalan. Mereka juga punya alasan, pasti. Semuanya punya maksud baik kok.

Kalau prinsip saya, tak baik untuk menolak keramahtamahan seorang hamba Allah.

Toh kita ini di Indonesia. Bukan di timur tengah.

Setahu saya, salaman itu dihindari di Arab karena bisa menimbulkan fitnah. Di hadist pun dijelaskan kenapa lelaki dan wanita lebih baik tidak bersentuhan, karena bisa menimbulkan fitnah.

Ya iyalah, jangankan bersalaman. Bertatap mata saja kalau disana bisa nafsu kok.

Tapi ini di Indonesia man! Salaman disini itu untuk keramahtamahan.

Disini nggak akan muncul fitnah jika kita salaman pas diajak kenalan. Iya nggak sih?hehe..

Tapi saya juga kadang nggak mau diajak salaman sama cewek kok. Kenapa?

Karena saya malas wudlu lagi... :D ,

Tapi katanya sehabis wudlu salaman pun nggak papa. Nggak batal. Asalkan nggak nafsu.

Tapi ya seumur-umur nggak pernah sih ada cewek ngajak kenalan di tempat wudlu mushola.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya nggak masalah sih. Saya menghormati mbak-mbak yang nggak mau salaman sama beda muhrim kok. Mungkin mereka merasa lebih aman dengan berbuat seperti itu. Tapi kasihan ya wanita-wanita di Indonesia, mereka ini merasa tidak aman dimanapun berada. Padahal mereka nggak punya salah apa-apa lo.

Saya juga menghormati mas-mas yang nggak mau salaman sama beda muhrim. Mungkin takut timbul nafsu kalau pas salaman.

Saya sendiri? Libido saya nggak tinggi-tinggi amat. Sekedar salaman beberapa detik, saya belum muncul nafsu birahuiii...

Jadi buat saya, saya masih percaya kalau salaman adalah salah satu kebudayaan di Indonesia yang perlu kita jaga. Orang Indonesia terkenal akan keramahtamahannya. Jadi, saya sih bangga saja dengan budaya salaman ini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kita tahu, semua itu demi kebaikan.

Tapi lebih dari itu...

Mari belajar membaca dunia. :)

Share:

2 komentar