[CERMIN] Teh dan Lalapan Sunda



Saya orang yang bisa bertahan hidup di manapun selama di situ banyak masakan enak. Pengalaman terburuk saya tinggal di suatu tempat adalah di Kampung Inggris, Pare. Di tempat itu, hampir semua makanan mungkin dimasak oleh orang berhidung mampet dan berlidah sariawan. Semuanya hambar seperti kampas rem.

Apakah itu sudah paling buruk? Tentu saja tidak. Saya bahkan pernah keracunan makan rica-rica ayam. 3 hari saya terkapar di asrama, muntah-muntah, dan berak tiap 10 menit. 

Lalu kini saya tinggal di Sunda. Hari-hari pertama di sini adalah tentang rasa penasaran pada hidangan makanan dan rasanya. Apakah lebih baik dari masakan Jogja?

Mungkin terlalu cepat untuk menyimpulkan. Tapi setidaknya ada dua hal yang sangat saya suka dari hidangan Sunda---yg jauh lebih menyenangkan daripada hidangan Jogja. Yaitu teh dan lalapannya.

Pertama, teh di sini disajikan dengan tawar. Tak hanya itu, teh tawar pun disajikan gratis di semua warung. Kamu bahkan bisa meminta aa'-teteh untuk menuang teh segalon asal kamu kuat menenggaknya. Omong-omong, yang gratis hanya yang tawar ya. Kalau teh yang manis ya harus bayar.

Tentu ini menyenangkan. Saya bukan penyuka rasa manis. Selama di Jogja, saya harus bilang "mas, gulanya dikit aja" untuk tiap teh yang saya pesan, atau "mas nggak usah tambahin gula" untuk secangkir good day yang sudah kelewat manis dari sananya.

Kedua, saya ingin menangyz bahagya saat tahu sajian lalapan di Sunda. Saya pecinta lalapan yang kaffah. Soal kecintaan terhadap sayur, saya yakin saya lebih mencintai sayur daripada para vegan. Kelak, istri saya tak perlu bingung jika tak pandai memasak. Selain kami bisa belajar masak bersama (uhui), ia sebenarnya hanya perlu merebuskan bayam atau selada atau sawi untuk membuat saya lahap.

Lalu bagaimana dengan sajian lalapan di Sunda?

Ada banyak sekali pilihan lalap di sini. Di Jogja, paling mentok kita hanya makan kobis, kemangi, atau ketimun, sementara di sini kita bisa memilih: leunca, gembus, kenci, sawi, timun, selada, bayam, kemangi, kobis, daun singkong, dan lain sebagainya.

Tuhan, apakah sunda artinya surga ndunia? xixixi

Share:

0 komentar