Numpak Lift

Waktu itu mata kuliahnya Madame Wulan. Kita sedang belajar kebiasaan-kebiasaannya orang Prancis. Kali ini kita belajar tentang cara-cara membayar di Prancis (maksute?).

Jadi gini contohnya yang kita bahas, kalau kita lagi di Prancis terus kita pingin beli oleh-oleh buat saudara di Indonesia, kita memilih oleh-oleh apa yang paling cocok. Contohnya kita memilih Indomie. Ya Indomie tapi yang belinya di Prancis. Sebut saja harganya 2,5 euro, sedangkan kita bawa uang 50 euro. Apa yang terjadi kalau kita membayarnya dengan uang kertas 50 euro tersebut? Yang jadi malah kita bakal dimarah-marahin orang Prancis. Lho? Iya. Soalnya di Prancis kebanyakan transaksi jual beli sudah memakai kartu kredit, terutama yang harganya diatas 20 euro. Masuk akal juga sih, bayangkan kalau kita bayar pakai 50 euro, sedangkan 1 euro itu kalau dirupiahkan kurang lebih 15ribu, jadi bayar Indomie pakai uang 50 euro sama saja kita bayar Indomie pakai uang 750.000 ribuan. Haha, yo kesel nyusukine to.

Selain hal diatas, kita juga bahas yang namanya TCC(Toutes Charges Comprises), pokoknya gini, kalau kita sewa appartement di Prancis, tiap bulannya kita juga harus bayar biaya air minum, kebersihan, dan lift. Lift??? Pertama kali saya heran kenapa lift harus bayar. Sedangkan di Indonesia , apalagi yang kuliah di UGM, lift bahkan sampai buat mainan, 1..2..3..4, pencet semua. 4..3..2..1 pencet semua.

Nah, kemudian dosen saya, Madame Wulan, beliau menjawab. “Kalian nggak tau po, sekali kita pakai lift itu FIB harus bayar 10 ribu”. “Haa, seriusan madamme?”, anak-anak kaget semua.

Okelah, jadi mulai sekarang jangan suka mainan lift ya. Boros. Kalau mau ke lantai 2, mending naik tangga sebentar, cukup.

Tapi ada juga yang menjawab “kita kuliah udah mbayar, yo dipakai aja semau kita” . Woo... mbahmu. Kowe kuliah ki mbayar piro? 2 jutaan per semester. Itu udah termasuk dapat ilmu banyak dari dosen, boleh pakai listrik, air, wifi, lift,mushola, kamar mandi, parkiran, perpus, dan sebagainya. Nggak mungkin 2 juta bisa seperti itu kecuali kalau kita juga dibiayai rakyat. Kuliah itu dibiayai rakyat. Duit rakyat. Pajak itu duit rakyat to?

Kurang bijak kalau kita memakai fasilitas kampus seenaknya saja. Kalau kita pernah bilang “orang bijak taat bayar pajak”, berarti kita juga harus lebih bijak memanfaatkan hasil dari kontribusinya rakyat yang bijak tersebut.

Jadi, mari kita lebih dewasa dalam memakai segala fasilitas yang ada di sekitar kita. Jangan mainan lift lagi, 10ribu yang dihambur-hamburkan itu mungkin sepertinya sepele bagi kita. Tapi diluar sana, masih banyak saudara-saudara kita yang jangankan punya uang 10ribu, mau minum saja sumber air tak dekat, jangankan untuk bekerja, mau makan sehari 2x saja masih susah. Ingat ya teman-teman, JANGAN MAINAN LIFT LAGI.

@aribagoez

Share:

0 komentar