Pare, 5 Februari 2014

Menang sedih menyayat setiap kata kita kuasa ketakutan kemana kesal kecap melaju menghindar menyanyi perlahan gesit pudar pelana menaungi pertapa perisai segala.

Kita aku semua kamu secipta sejarah sejalan segala satu.
Mau pasti sejumlah gulana akan bisik perindu nan goyah selaksa angan telisik jiwa.

Kemarah kesakit keputus keasaan… satu dua selagu-lagu.

Mantis? Kucing kecebong kecoa kebodohan.

Kuasa aku kekalahan kita kesemuaan kau.

Perjalanan panjang pelita hati kelak bernaung bersedih berambisi, kesekian mata berpendar hijau kemilau sejenak lalu mati.. mati.. mati.. mati.. berkali-kali hingga tak sanggup lagi.

Pelan perbaiki saling kasih jalinan saling luka. Tidak ada satu tapi dua tapi berarti semua.

Karena semua aku adalah semua kamu.. pilih satu maka mati pilih dua maka semua. Satu tanpa dua tanpa tiga tanpa yang ke-genap adalah hampa. Pernah dengar cerita duka ? itu lebih berharga daripada semua serpihan kisah bahagia.. menghancurkan menghablur mendominasi ketika tidak lagi peduli.

Kesah… ini hanya kesah tanpa keluh. Tidak ingin begitu melengkapinya… 




*ketika kita bertengkar*

@Ririshwari

Share:

0 komentar