#JIB7 Balai Medis Ilmu Budaya

PPSMB Kampung Budaya 2015 telah selesai dengan segala emosi dan ceritanya. Masing-masing orang, entah mereka yang menjadi panitia, entah mahasiswa baru yang menjadi peserta, atau yang sekedar menjadi saksi prosesnya seperti saya, masing-masing punya interpretasi atas pengalamannya. Yang jelas, beberapa dari kesan-kesan itu telah tersusun rapi dalam sebuah catatan yang akhirnya terukir di dinding Buah Pena. 2 mahasiswa baru, Titik Christila dan Adhaningtyas Arinta telah mengabadikannya di wadah karya mahasiswa FIB ini.

- SOROT KAMPUNG BUDAYA DIBALIK KACAMATA MAHADAYA CINTA

- REVIEW PPSMB KAMPUNG BUDAYA 

Ya, pelaksanaan PPSMB memang sepertinya telah selesai, tapi cerita dibaliknya? Belum.

Kurang dari seminggu setelah Kampung Budaya selesai, ketika itu masih pukul setengah 8 pagi dan kampus Ilmu Budaya masih sepi, tiba-tiba beberapa orang berlari panik mengejar salah satu mahasiswa yang mendadak jatuh pingsan. Setelah mengangkat mahasiswa yang pingsan tersebut, mereka mencoba membawanya ke sebuah tempat untuk membaringkannya dan memberikan pertolongan pertama.

Sedikit berlari sembari mengangkat mahasiswa pingsan tersebut, mereka akhirnya sadar bahwa mereka tak punya ide yang sama kemana mereka akan membawanya. Saat itu saya tidak ikut menolongnya. Yang saya tahu, mereka bingung mau dibawa kemana mahasiswa tersebut. Ruang perpus arkeo terkunci, mushola juga sepertinya bukan tempat yang pas, sedangkan UKS di FIB tidak ada.

Beberapa menit setelah kejadian tersebut, saya bertemu Mas Sus, Kanit Kemahasiswaan FIB yang kebetulan juga berada disitu ketika peristiwa tersebut terjadi. Dengan sedikit diskusi dan mencoba bertukar ide, akhirnya terbitlah rilis LEM tentang BMIB (Balai Medis Ilmu Budaya).

Sila buka catatan lama ini:

---------------------------------------------------------------------------

Ide tentang Balai Medis ini sebenarnya bukanlah ide baru. Sebelumnya jauh sebelum LEM dan pihak fakultas punya ide ini, Mas Fafa pernah mewacanakan terbentuknya Balai Husada FIB, sebuah BSO yang fokus dalam babagan P3K dan mempelajari tumbuhan-tumbuhan obat tradisional sebagai warisan budaya yang perlu dipelajari anak muda.

Alhasil, LEM kemudian mencoba menghubungi Mas Fafa, yang sebelumnya bahkan pernah membuat proposal Balai Husada, namun tidak terealisasi karena beberapa hal. Setelah menghubungi Mas Fafa, kemudian kami menghubungi Lengkong Sanggar, koor medis PPSMB Ilmu Budaya.

Berkat Mas Fafa, Lengkong, dan bantuan dari paguyuban medis Kampung Budaya, akhirnya selama 10 lebih kami berhasil menyelesaikan proposal Balai Medis Ilmu Budaya, dan puji Tuhan yang maha puitis, akhirnya hari ini BALAI MEDIS FIB telah resmi berdiri. Dengan pemberian Papan BALAI MEDIS FIB dari Bu Ida dan LEM kepada pengurus BALAI MEDIS ILMU BUDAYA, maka 7 September telah menjadi sejarah baru bagi FIB.


Pertanyannya sekarang, apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh teman-teman BMIB? Sedikit info, sebenarnya saat ini BMIB masih dalam proses mengumpulkan perlengkapan dan logistik agar memenuhi standar yang semestinya (saya kurang paham soal ini), selain itu BMIB akan segera membuka pendaftaran bagi siapapun yang tertarik untuk belajar tentang P3K dan sebangsanya. Datang saja besok malam ke acara ini:



PENTING !!!
Jika ada warga FIB yang sakit dan membutuhkan pertolongan, maka bisa menghubungi Lengkong Sanggar di nomor 087738356558.

Share:

0 komentar