#JIB8 MENTAL KORBAN

Sore hari yang sibuk di FIB membuatku ingin  segera duduk setengah jam di bangku bonbin. 1 cangkir good day white frape aku harap bisa membuat hariku jadi good beneran. Percakapan hari ini sungguh melelahkan dan dipanjang-panjangkan.

Aku rasa kita sebenarnya sama-sama paham bahwa hidup sangat-sangat bisa disederhanakan. Suatu bincang 60 menit tentang pendikotomian society dominan versus self yang mengidentitaskan diri sebagai minor, membawa masing-masing dari kami mencoba menjelaskan berbagai perihal dengan cara yang rumit.

Pertanyaan sederhana sering kemudian harus, dipaksa, dan dipeksa untuk dijawab secara berputar-putar. Termasuk seperti bagaimana tulisan ini dibuat.

Ada yang bertanya "Untuk apa kamu mengurangi jam tidurmu demi sebuah kumpulan yang harus kau akui tak semuanya merasa butuh pertolonganmu?".

Sampai pada puas sebab tak bisa menjawab sederhana dengan "Ikhlas" atau "menuruti fitrah manusia untuk menolong sesama", akhirnya kucoba mengarahkan pertanyaan ini pada jawaban yang sederhana dengan sedikit pembaharuan, "Karena sadar bahwa hidup adalah pilihan, maka jangan pernah punya mental korban".

Share:

1 komentar