Dari Murid untuk Gurunya di Tahun 20,16

Wahai guru...
Di kelas kau ajarkanku tentang ideologi, wacana, hingga relasi kuasa.
Disana kau jua berkisah tentang para satria yang keluar dari kastilnya menerabas batas demi tetangga, kawan, atau saudaranya.
Tapi apa yang kini kau bicarakan diluar kelas?
Sopan santun, selalu sebatas itu saja.

"Masalah moral masalah akhlak biar kami cari sendiri. Urus saja moralmu urus saja akhlakhmu,peraturan yang sehat yang kami mau",
Kau tentu salah besar kalau mengajarkan sopan santun di masa penuh kebohongan dan juga pembodohan - bukan sekedar kebodohan - ini.
Masalah moral jangan kau tanyakan lagi, segala cara yang bersebut intelek, formal, atau resmi sudah berpuluh kali kami lakoni, namun apa yang terjadi?
Mereka para raja yang kau bela itu, selalu berujar kepalsuan, selalu memanfaatkan ketidaktahuan, selalu mengumbar MORALITAS persis sama sepertimu !

Berhenti ajari kami sopan santun karena kami sudah tak kurang memaksa diri untuk tersenyum.
Berhenti ajari kami sopan santun karena proses memberitahu bahwa sopan santun hanyalah topeng dan tameng para pencuri apel dan limun.
Ajari saja mereka para raja, tentang komitmen memperjuangkan nasib rakyatnya, tentang sistem yang memberi pengharapan cerah untuk adik dan anak cucu kita.
Atau ajari mereka untuk sekedar jujur saja !
Itupun sudah cukup kurasa...

Guru, diammu adalah marabahaya.
Dan kalau kau tak paham apa yang aku bicarakan,
mungkin otak dan hatimu telah membeku karena terlalu lama duduk di bawah pendingin ruangan.

Share:

0 komentar