Catatan Baraobira hari-1, STMJ DAN PEMBERANGKATAN KE OBI



Semua barang dan perlengkapan sudah dipersiapkan. Dari mulai yang terpenting: kaos, celana pendek, sarung, laptop, dan gawai, hingga barang-barang pelengkap: alat mandi, almamater, baju koko sampai kemeja. Tak lupa, tiga buku bacaan juga didekatkan: Kumpulan Puisi Chairil Anwar, penelitian Perubahan Kondisi Politik di Afrika Bagian Selatan dan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia, dan Qu’Allah bénisse la France karya Abd Al Malik. Semoga ada waktu untuk bisa bercengkerama dengan kalian.

Pukul 12 siang sudah ! Dan saya sudah siap dengan semua perlengkapan untuk menuju Obi. Tiba-tiba saya teringat dengan hardisk yang penuh dengan film yang sudah saya tonton. Ah, saya harus ke Prima Net. Warnet yang punya koleksi ribuan film nan update ini adalah alasan kuat mengapa Jogja masih tetap Istimewa. Primanet pun saya sambangi, dan saya penuhi hardisk ini dengan puluhan film yang belum saya tonton. Cast Away, To Kill a Mockingbird, dan Mon Oncle. Saya juga teringat akan program nonton film bareng di Obi sana, memutarkan film untuk anak-anak kecil Obi. Tercatat film: Turtles can fly, The Kite Runner, dan Tendangan dari Langit.

Persiapan pun selesai, dan pukul 5 sore saya sudah sampai di Fakultas Biologi, tempat berkumpul kelompok KKN Baraobira.

Pemberangkatan ini ditandai dengan cerita persahabatan yang sederhana tapi begitu hangat.

Dari kos menuju ke Fakultas Biologi, saya diantar oleh Kania, Andre, dan Mas Riza. Kemudian sesampainya di Fakultas Biologi, saya sudah ditunggu oleh Patwa Alhuda dan Ajik, 2 jomblo STMJ. Perihal STMJ, sebelumnya pernah saya tuliskan di sebuah caption photo Instagram @aribagusp.
Sebaiknya saya tuliskan lagi sebuah caption terlebih dahulu untuk STMJ…

STMJ, Semester Tua Masih J…………

Silahkan isi sendiri J………. – nya. Jomblo? Jos? Jlalatan? Jempalikan? Terserah.

Kami adalah sebuah komunitas tanpa visi dan misi, kecuali bagaimana bisa berbasa-basi di burjo atau angkringan sampai benar puas dan kehabisan bahan obrolan. Kami yang terdiri dari mahasiswa lintas jurusan dari pariwisata, sejarah, antro, arkeo sampai sastra, terbentuk tanpa sebuah peresmian. Kami dipertemukan sejak semester satu sampai enam melalui event-event kolektif FIB: Sekoteng, PPSMB, Inaugurasi, hingga Etnika Fest. Banyaknya event yang sudah kami ikuti membuat kami sudah saling mengenal bidang dan keahlian kami masing-masing, misalnya Al di perkap, Khusnul di konseptor, Anas di bidang design, Aldi di bidang artistik, dan Ajik di bidang miring. Meskipun jika disimpulkan, ini kesimpulannya: kami siap dan mampu ditempatkan dimana saja.

Pertemuan dari event ke event tak pelak membuat kami makin dan semakin saling mengenal, sampai akhirnya kami bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya bukan event yang awalnya menyatukan kami, namun kekerean. Hehehe… Implikasi dari mahasiswa kere adalah ketidakmampuannya untuk rutin mingguan ngisis di mall atau nonton di XXI. Alhasil, kami pun banyak menghabiskan waktu di sudut-sudut gelap kampus: selasar-selasar yang jadi saksi ratusan rapat, sekre lama yang dipenuhi barang tak terawat (Pak Pujo menyebutnya kandang celeng, saya menyebutnya kantong ajaib doraemon karena disini apa saja ada asal mau cari), hingga Bonbin yang berbau keringat namun bersahabat. Dari pertemuan-pertemuan ini, kami jadi sering berceloteh segala bab pembicaraan hingga sering tak sengaja kami menceritakan “aib” masing-masing. Dan dari cerita-cerita “aib” inilah kami jutru jadi semakin dekat. Aneh ya, aib manusia sering bikin hubungan pertemanan jadi semakin dekat? Apalagi aib soal rasa patah hati.

STMJ adalah kumpulan mahasiswa-mahasiswa FIB lintas jurusan angkatan 2012, yang disatukan oleh kekerean, patah hati, dan event.

Hari ini di Fakultas Biologi, beberapa kawan STMJ sengaja datang untuk melepas keberangkatan saya. Terlihat ada Alhuda, Ajik, Saprin, Dape’, Rais, Zaki, dan Ucup. Disaat kebanyakan teman-teman KKN  dihantar oleh orang tua dan keluarganya, saya ditemani kawan-kawan terdekat saya. Namun tetap, ada perasaan bahagia yang tak bisa disembunyikan, yang daripada kebahagiaan itu dikatakan lebih baik kami lepaskan saja lewat tawa dan “hinaan”.

“Gil, gilang, kamu sebagai kormanit tolong jaga temenku yang miskin ini ya”,

“Gil, tolong Bagus jangan sampai kelaparan ya disana”,

Dan penghinaan yang sudah seperti biasanya itu sama sekali tak mengundang sakit hati  diantara kami. Justru saya bisa dengan leluasa membalas hinaan itu,

“Kowe yo miskin Al ! Wong hanya mampu bayar 400 ribu, sisane ditutup kancamu. Tapi yo jelas lah, sing paling miskin sing durung bayar KKN tahun lalu dan nilaine durung metu”,

Dan semua sudah paham bahwa guyonan ini ditujukan pada Zakky, kormanit KKN Entikong Kalimantan yang nilainya belum keluar karena belum mampu bayar iuran akomodasi sebesar Rp 1.050.000 (Jika ada orang LPPM yang membaca tulisan ini, tolong beri keringanan kawan saya yang anak Bidikmisi ini).

Kedatangan anak-anak STMJ membuat semangat berangkat KKN menjadi lebih besar. Mereka selalu membuat saya percaya bahwa persahabatan memang ada. Persahabatan katanya hanya omong kosong karena sahabat hanya datang saat sedang membutuhkan – lalu lupa ketika sudah berkecukupan. Bodo amat dah. Bertemanlah dengan ikhlas saja, kalau dilupakan berarti sampeyan memang kurang berkesan. Ha..ha..

Terimakasih STMJ yang telah melepas keberangkatan untuk pengabdian ini.



Fakultas Biologi akan menjadi titik awal pemberangkatan kami. Kami akan menggunakan bus menuju bandara Juanda Surabaya, dilanjutkan dengan menggunakan pesawat menuju Bandara Sultan Babullah Ternate, dan dilanjutkan lagi dengan kapal menuju Bacan dan Obi. Ya, perjalanan kami akan melewati tiga jalur sekaligus: darat, udara, dan laut.

19 Juni 2016





Share:

0 komentar