Kaosan

Aku masih ingat kemeja pertama yang dibelikan ibuku pada ulang tahun pertamaku. Iya, serius, aku masih bisa mengingat beberapa hal dengan sangat jelas yang bahkan hal itu terjadi saat aku masih menyebut “jeruk” dengan “yeyuk”. Aku masih ingat saat aku digendong bulikku, diajak beli sayur ke Rumah Mbah Jio, dan ketika di perjalanan, kaki kanan bulikku ditotol pitik jago. Serius, aku masih ingat.

Ah, kembali ke kemeja.

Saat itu, kemeja pertamaku warnanya putih, ada gambar singa yang jumlahnya puluhan. Singa-singa itu ada yang kuning, namun ada juga yang merah. Aku masih ingat itu.

Namun aku tidak ingat saat aku pertama kali memakainya. Kata ibuku, waktu aku pakai kemeja putih itu, aku anteng,tidak banyak bergerak, dan kaku seperti robot. Lalu aku nangis, nggak ketolongan. Ah, pikir ibuku, mungkin anaknya sedang kurang sehat.

Aku sudah bisa bicara dan berjalan saat ibuku membelikanku 2 kemeja baru pada hari lebaran. Yang satu warnanya merah, yang satu warnanya hijau. Nah setiap ibu pasti kan ingin anaknya tampil gagah dan keren, biar kalau kemana-mana tetangga langsung menganggap ibuku sebagai ibu yang beruntung punya anak segagah aku. Hahaha. Aku pun disuruh mencoba baju yang baru dibelikan dari RITA ini. Namun bukannya aku lari-lari sambil ketawa riang memakai baju baru itu, aku malah memberontak begitu dipakaikakan kemeja yang berwarna hijau. Ah, aku marah-marah sama teriak, aku lepaskan dengan paksa kemeja itu sampai beberapa beniknya lepas. Ibuku akhirnya ngerti, anaknya ini nggak suka pakai kemeja.

Iya, ini cerita nyata. Serius. Aku masih sangat ingat kejadian ini.
--------
Ya. Sejak kecil saya memang tidak pernah merasa nyaman pakai kemeja. Itulah sebabnya setiap menjelang lebaran saya selalu hanya beli kaos. Waktu kecil itu kaos setelan.

Perasaan tidak nyaman saat pakai kemeja masih berlanjut hingga sekarang. Hingga hari ini.
Satu hal lagi yang saya tidak bisa pakai adalah celana jeans. Hahaha...

Tiap pakai celana jeans, saya juga merasakan hal yang sama saat pakai kemeja. Panas, sumpeg, dan seluruh tubuh jadi merasa kaku.

Akibat hal tersebut, yang terjadi sekarang ini, gaya berpakaian saya lain dari anak-anak muda lainnya.

Jika anak muda jama sekarang selalu memakai celana jeans panjang tiap kali bepergian, saya kemana-mana selalu memakai celana bahan, atau celana pendek yang tidak berbahan jeans.

Tadinya sempat mau ikut trend, dan mulai membiasakan diri memakai celana jeans, pun saya membeli beberapa celana jeans. Hasilnya? Amsyong... Karena rasa tak pernah bohong. Hari ini sudah tidak ada satupun celana jeans yang tersisa di lemari. Semuanya saya berikan ke adik saya, Abi Kresna Ernanda.

Akhirnya tiap kali berangkat ngampus pun saya selalu pakai celana bahan. Hal itu sudah berlangsung 4 semester lo. Saya pakai celana bahan karena saya nyaman dengan memakainya, nggak perlu mikir sumuk, nggak perlu mikir sumpeg. Dibilang nggak gaul?? Halah.. untuk apa menjadi gaul tapi menyiksa diri sendiri bro??

Selanjutnya, ketidaknyamanan saya memakai kemeja juga masih berlangsung sampai sekarang. Tapi, entah kenapa, saya bisa permisif dengan kemeja bermotif batik.

Dengan baju batik, tubuh saya masih bisa merasa cukup nyaman. Kenapa?? Saya sendiri nggak tau.

Oh ya, ngomong-ngomong, dari dulu kecil, kemeja yang saya miliki itu hanya seragam sekolah dan beberapa batik lo. Hehehe..
--------
Jadi.... Begitulah kenapa saya kemana-mana lebih sering kaosan.

Ke kampus saya kaosan, ke masjid, ke perpus, bahkan silaturahmi ke rumah guru SD saya pun kaosan.

Sedangkan baju batik atau polo hanya saya pakai ketika ada di kelas, atau di pertemuan-pertemuan resmi seperti jika ada kunjungan dari institusi lain ke FIB, dan saya menjadi staff Humas yang ikut membantu.

Kenapa? Karena sudah ada aturannya. Jika masuk ke kelas saya hanya pakai kaos, maka saya melanggar aturan yang sudah disetujui bersama. Maka saya menghormati aturan tersebut.
Namun ada satu hal yang membuat saya tidak mengerti sampai sekarang. Adalah statement dari banyak orang bahwa “Kaosan itu nggak sopan”.

Okelah, itu sudah jadi pernyataan umum, atau suara mayoritas, dan masyarakat pun sebagian besar sudah menerima (mentah-mentah) pernyataan tersebut. Namun bagi saya, sopan santun tidak bisa dinilai hanya dari satu indikator, apalagi hanya dari kaosan.

Menurut saya, pernyataan bahwa “kaosan itu tidak sopan” adalah takhayul. Pernyataan itu setingkat dengan pernyataan orang Jawa “Orang lahir jumat Kliwon itu hidupnya akan mujur”.

Maksudnya? Ya kedua hal tersebut tidak bisa dibuktikan secara ilmiah dan hanya bersumber dari suara mayoritas. Sekali lagi, tidak ada bukti ilmiahnya. Takhayul.

Jadi, ketika saya tidak setuju dengan pernyataan “kaosan itu tidak sopan”, ya saya nggak salah dong? Wong namanya saja takhayul. Boleh dipercaya, boleh nggak. Boleh dilaksanakan, boleh nggak.

Masalah orang menganggap saya aneh, sok idealis, dsb, ya saya siap menerima semua itu. Yang penting pilihan saya untuk kaosan tidaklah merugikan orang lain, juga bukan merupakan hal yang salah. Dan yang jelas, saya merasa nyaman.
Dibilang sok idealis??

Teman saya @tariromita , dia mengingatkan saya dengan penuh kasih sayang,haha. (saya menganggapnya demikian) ,bahwa saya belum punya power, maka hati-hatilah dalam beridealis.

Oke tar, merci beaucoup.

Kita memang tidak bisa merubah tatanan dunia sendirian, tapi kita selalu punya power penuh atas diri kita sendiri. :)

Saya sadar bahwa dengan berbagai keputusan saya yang mungkin berbeda dengan sebagian besar orang, saya akan di-cap aneh, nggak gaul, atau apalah. Ya begitulah konsekuensi dari orang yang memiliki idealis.

Selama apa yang kita lakukan tidak salah, idealisme dapat kita nikmati dengan segala konsekuensinya.

Ya. Selama kamu nggak salah, nggak merugikan orang lain, dan kamu merasa nyaman, apa yang perlu dikhawatirkan dari menjadi berbeda?

Satu keyakinan saya, bahwa hidup adalah mengikuti suara hati, bukan suara mayoritas. Tanpa itu, MATI.


--------
Oh ya, terakhir, saya jualan kaos nih.Ini sisa-sisa jaman dulu, waktu mau wirausaha tapi gagal total karena yang ngurus cah-cah sikak yang wegah-wegahan. Hahaha..

Ini kaos 13enfants.



Season 2.
"Liberté"
Cotton Combad 30S. Size S, M dan L .
kode barang : LIBERTE

Order 65.000 Rupiah saja.

Untuk pemesanan,
kirim SMS Order ke
089672180219 (Bagus)

format:
(Nama Lengkap) - (Alamat Lengkap) - (Kode Barang+Size)

Share:

1 komentar